Terus Berlanjut, Cuitan Warga Tik Tok Terkait Larangan Duduk di Fasum Wisata Telaga Sarangan Mendapat Tanggapan dari Sejumlah Pihak

Tag: , , , ,

Magetan || Nusativi || Memasuki babak baru permasalahan terkait viralnya cuitan warga tik tok yang mengunggah konten video berisi kekecewaan pengunjung terhadap salah satu oknum pedagang di Wisata Telaga Sarangan semakin memanas.

Hal itu dibuktikan adanya konten video baru yang diunggah akun tik tok Backpacker Jawa Timur @sikuceldansigembel mendapat banyak respon dari warga net. Bahkan terdapat sejumlah pihak yang mengomentari konten video tersebut dengan kata-kata penghinaan hingga pelecehan.

Namun tak sedikit pula komentar yang membenarkan adanya tata kelola Wisata Telaga Sarangan yang dianggap buruk sehingga membanding-bandingkan dengan tempat wisata didaerah lain.

Hal tersebut tentu menjadi cambuk keras bagi dinas terkait yang membidangi, bahkan menambah pekerjaan rumah yang dari waktu ke waktu tidak pernah ada penyelesaian, bahkan terkesan selalu terulang.

Setelah ramai diberitakan oleh sejumlah media massa beberapa waktu lalu, akhirnya mendapat respon dari Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Magetan Eka Raditya, yang memberikan konfirmasi melalui pesan singkat (Wa).

Eka menyampaikan bahwa kedepan dinas terkait dalam hal ini Disparbud akan secara aktif memberikan sosialisasi dan pemahaman bagi pelaku jasa wisata untuk mengedepankan kenyamanan terhadap pengunjung (Wisatawan). Bahkan pihaknya juga akan melibatkan paguyuban-paguyuban di Sarangan untuk turut serta berperan aktif dalam memberikan himbauan dan mengingatkan para pedagang agar kedepan tercipta situasi Sarangan yang nyaman dan kondusif.

Ia juga menghimbau pada pihak pelaku jasa wisata Sarangan untuk selalu mengutamakan keramahan dalam memberikan pelayanan pada pengunjung, serta harus menumbuhkan rasa memiliki terhadap Sarangan sehingga keharmonisan antar pelaku wisata maupun pengunjung dapat tercipta sebagaimana mestinya.

“Kami akan memberikan sosialisasi dan pemahaman di lapangan dengan melibatkan paguyuban-paguyuban yg ada di Sarangan. Harapannya agar bisa mengingatkan pedagang itu agar memiliki pemahaman dan kepedulian sehingga tumbuh rasa memiliki Sarangan,” terangnya.

“Sarangan bukan hanya sebagai alat dan tempat mencari nafkah tapi juga butuh perawatan dan melestarikan hal yang baik dan bagus sehingga dapat berkelanjutan,” tulisnya. Selasa kemarin, (23/05/2023).

Disisi lain, tanggapan berbeda juga muncul dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Magetan Center Beni Ardi, ia menyampaikan melalui sambungan telepon (WhatsApp) dari tahun ke tahun permasalahan yang sama selalu muncul berulang kali, adanya hal itu menandakan bahwa selama ini pihak dinas terkait tidak tegas dalam menindak oknum pedagang yang nakal.

Seharusnya semua pelaku jasa wisata mengerti bahwa fasilitas umum yang merupakan milik Pemerintah juga sepenuhnya milik masyarakat umum, sehingga jelas tidak dibenarkan adanya tindakan seenaknya sendiri yang disinyalir dilakukan oleh salah satu pedagang.

“Permasalahan ini selalu muncul tiap tahun, artinya dalam hal ini dinas terkait kurang tegas menindak, kalau hanya sekedar sosialisasi serta himbauan dan itupun dilakukan hanya saat muncul permasalahan saja itu sama halnya tidak serius menyelesaikan masalah,” tuturnya. Rabu, (24/05/2023).

“Yang namanya itu fasilitas umum milik Pemerintah sama halnya juga milik masyarakat umum jadi kalau hanya dikuasai oleh satu orang jelas itu ada pelanggaran didalamnya,” imbuhnya.

Dalam permasalahan ini Beni menyampaikan, pengunjung yang datang telah mengeluarkan biaya (uang) yang cukup besar untuk membeli tiket masuk, jadi sudah sepantasnya mereka harus mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang memadai, sehingga asas timbal balik dapat terpenuhi sebagaimana mestinya.

“Saya juga lihat, Magetan saat ini viral, bukan viral hal yang baiknya tapi pelayanannya yang buruk, jadi disini peran dinas terkait sangat diperlukan untuk mengembalikan nama baik Magetan, jangan sampai adanya permasalahan ini pengunjung lari ke wisata daerah lain, jadi jangan hanya diberikan sosialisasi dan himbauan saja, tapi harus diberi sanksi tegas agar jera, contoh misalnya dilarang berjualan lagi atau yang lainnya,” tegasnya.

“Jika hanya diberikan himbauan dan sosialisasi saja itu adalah alasan yang klise,” pungkasnya.

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu cuitan salah satu warga tik tok dari akun Backpacker Jawa Timur menggegerkan jagad media sosial, video yang diunggahnya berisi konten ungkapan kekecewaan pada oknum pedagang Wisata Telaga Sarangan yang melarang pengunjung untuk menduduki fasilitas umum di telaga telah ditonton lebih dari 1,8 juta warga tik tok. Video yang fyp tersebut diketahui telah mendapat ribuan komentar dan menimbulkan berbagai macam reaksi dari warga net. (Vha)