Maknai Sumpah Pemuda, Anggota DPRD Magetan H. Puthut Pujiono Ajak Masyarakat Berpolitik Sehat

Tag: , , , , , , , , , , , , , , ,

Magetan|| Nusativi.com || Pemilu serentak 2024 tak kurang dari empat bulan lagi. Namun langkah menuju kontestasi politik itu sudah terlihat dalam siaran media massa, media sosial maupun hingga di daerah-daerah. Diharapkan perjalanan menuju kontestasi politik dapat berlangsung dengan baik, sehat, sejuk dan mengedepankan etika serta moral yang baik.

Dalam momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober politisi Partai Gerindra Magetan H. Puthut Pujiono menyampaikan makna Sumpah Pemuda ialah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda Indonesia menyatakan tekad mereka dalam Sumpah Pemuda.

Makna sumpah pemuda dapat dirasakan dalam keteguhan tekad pemuda untuk mempersatukan Indonesia dalam semangat nasionalisme yang membara.

“Hari Sumpah Pemuda ini adalah momentum untuk menginspirasi, berkontribusi, memajukan Indonesia, menjaga persatuan, dan memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kesejahteraan,” katanya. Sabtu, (28/10/2023).

Dengan memahami makna sumpah pemuda secara mendalam, dapat merasakan bagaimana semangat pemuda-pemudi pada masa itu menjadi pilar kuat dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda adalah cerminan dari tekad bersama untuk membangun negara yang bersatu, kuat, dan bermartabat.

Disamping itu, bertepatan dalam momentum menjelang pesta demokrasi, H. Puthut mengajak seluruh generasi muda maupun semua kalangan masyarakat untuk memberikan edukasi politik santun. Termasuk untuk mengantisipasi potensi gesekan masyarakat karena politik. Tokoh Pemuda dianggap memiliki posisi sentral yang bisa menjadi panutan dan rujukan masalah.

Untuk mengedepankan etika dan moral yang sehat dalam perpolitikan didaerah harus bisa
memberikan harapan positif bagi lapisan masyarakat bawah terkait adanya perubahan dalam sejumlah sektor vital.

Menurutnya, sistem ujaran kebencian, penyebaran berita bohong (Hoax) dalam berpolitik dapat memecah belah bangsa yang dipicu oleh munculnya ego sektoral untuk kepentingan sudah harus mulai ditinggalkan.

“Pemuda harus kritis dan selektif dalam menerima, menyebarkan, dan menyaring informasi. Jangan mudah percaya dan terprovokasi oleh ujaran kebencian atau fitnah yang bertujuan memecah belah bangsa dan sesama” terangnya.

Para Politisi, kader partai, dan simpatisan diharapkan mampu memberi contoh dengan membangun sistem pendidikan dalam berpolitik dengan mengedepankan akhlak dan kepribadian.

Lebih lanjut, dirinya yang merupakan sebagai ketua partai juga selalu memberikan edukasi saat sedang melakukan kunjungan di tengah-tengah masyarakat dan selalu mengarahkan para kadernya untuk mengedepankan etika politik yang merupakan prinsip moral tentang baik dan buruk dalam tindakan atau perilaku dalam berpolitik didaerah.

“Oleh karena itu, setiap pemuda perlu mempunyai visi, misi dan peran strategis untuk memilih calon pemimpin yang sesuai dengan cita-cita rakyat, perubahan 5 tahun mendatang sangat dibutuhkan agar pembangunan dapat berlari lebih cepat,” jelasnya.

Nilai etika yang terkandung dalam Pancasila tertuang dalam berbagai tatanan kehidupan bangsa yang seharusnya menjadi landasan utama untuk acuan berpolitik yang sehat dan beretika. (Vha)