Lamongan – Pada masa libur melaut karena cuaca ektrim, paguyupan nelayan di blimbing lamongan mengadakan giat yang bertajuk mesyukuri nikmat dengan cara menyelanggarkan event tahunan petik laut yang dikemas dengan tema festival golok sabrang. Kegiatan yang merupakan event tahunan ini di sambut senang oleh masyarakat karena pada masa pandemi event tahunan ini sempat berhenti atau fakum.
Petik laut rukun nelayan blimbing hari pertama dibuka secara langsung oleh bupati lamongan pada hari senin 6 Februari 2023 dengan berbagai rangkaian acara dari atraksi drumband, paduan suaran dan makan hasil laut yang dikenal dengan sebutan ikan golok sabrang sebanyak 2.023. rangkaian acara petik laut berlangsung selama 5 hari terhitung tanggal 6 februari sampai 10 februari yang setiap harinya menyajikan keanekaragaman budaya dan seni anak pantura.
Seperti halnya di hari kedua masyarakat dibuat takjub dengan puluhan miniature perahu tradisional yang menyerupai perahu nelayan dengan segala perlengkapannya, beragam corak dan aksesoris. Perahu perahu mini atau miniature ini tidak hanya di pertontonkan tapi di lombakan dinilai dari segi estetik, kreativitas, kelengkapan dan selalom atau kecepatan dan ketangkasan dalam mengarungi ombak laut pantai pantura.
Sekretaris rukun nelayan Blimbing Andry Fairys mengatakan lomba miniatur perahu tradisional ini merupakan rangkaian festival petik laut golok Sabang nelayan Bimbing. Selain sebagai budaya kegiatan ini diharapkan dapat menghibur warga pesisir khususnya, pasalnya hampir beberapa tahun terjeda akibat pandemi. 30 peserta tercatat mengikuti lomba miniatur perahu tradisonal semuanya mempunyai ciri khas dari masing daerahnya seperti kabupaten lamongan, kabupaten tuban, kabupaten bojonegoro dan kabupaten gresik.
“Alhamdulillah warga sangat antusias dan senang dengan petik laut ini, soalnya sudah lama kegiatan ini fakum akibat pandemi, dan kita mencoba bangkit dengan konsep festival Petik Laut dengan tema Golok Sabang.” kata Andry.
Dalam lomba minatur perahu tradisional ini peserta dibuat ekstra hati hati pasalnya ombak dan angin laut membuat kalangkabut beberapa peserta karena perahunya harus jatuh dan benturan dengan peserta lain, hal ini membuat suasana semakin meriah sorak penonton karena melihat beberapa perahu berhasil melawati dari start hingga finish dengan mulus dan melihat perahu yang macet ditengah laut.
Munip salah satu penonton lomba miniatur perahu mengaku senang karena petik laut ini hiburan bagi kita semua masyarakat nelayan di saat cuaca sedang ektrim atau buruk, bagi kami hadiah bukan menjadi prioritas tapi menjalin kekeluargaan sesame anggota yang tergabung dalam rukun nelayan blimbing itu yang paling utama.
“Kami berharap acara yang penuh ke akraban ini bisa terselenggara setiap tahun dengan konsep konsep yang tidak meninggalkan budaya pantura” tutup munip (dee)
Related Posts
Melalui Program PTSL, 386 Sertifikat Dibagikan Pada Warga Desa Pojok
Isu Kebijakan Open Bidding Pemkab Bondowoso Sempat Memanas, Anggota DPRD Didik Yuliyanto Minta Pj Bupati Ciptakan Kondusifitas Pasca Pilkada
Ratusan Personel Polisi Amankan Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di KPU Magetan
Dorong Ketahanan Pangan, Polri Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan di Desa Sumberdodol
Belasan Pedagang UMKM Mengeluhkan Adanya Aksi Arogan Anggota Paguyuban Saat Pelaksanaan Event Hari Santri di Magetan