Magetan || Nusativi.com || Bersih desa merupakan tradisi turun temurun dalam kebudayaan masyarakat Desa Bulu, ritual bersih desa telah di lakukan berabad-abad lamanya. Bersih desa merupakan wujud bersatu nya manusia dengan alam . Bersih desa dapat di artikan sebagai wujud syukur masyarakat atas apa yang di berikan kepada tuhan yang maha kuasa atas hasil panen yang berlimpah, kesehatan , keselamatan , dan kesejahteraan yang di peroleh selama satu tahun.
Guna nguri-uri budaya Jawa yang telah ada sejak turun temurun, Pemerintah Desa Bulu menggelar Kirab Sedekah Bumi Bersih Desa. Kamis legi, (03/08/2023).
Rangkaian acara bersih desa digelar semarak dengan adanya kirab empat buah gunungan hasil bumi yang diarak oleh ratusan warga Desa Bulu.
Tradisi Budaya jelas terlihat kental didalamnya, dari pantauan awak media dilokasi, Kirab dilakukan oleh ratusan warga Desa Bulu lengkap dengan mengenakan busana tempo dulu berkebaya dengan caping dan membawa hasil bumi, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Tak hanya itu, peserta kirab budaya juga memakai kostum unik yang menarik perhatian warga.
Bahkan lebih meriah dengan kehadiran puluhan siswa SD setempat juga berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi tahunan tersebut.
Rangkaian acara bersih Desa Bulu dibuka dengan Kirab Gunungan hasil bumi yang diarak dari Kantor Desa Bulu, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan menuju punden sejauh kurang lebih 1 Km, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, selamatan dan doa bersama, menyanyikan tembang macapat, lalu ditutup dengan pagelaran seni musik tradisional gambyong.
Saat ditemui usai acara, Kepala Desa Bulu Dedy Firmansyah mengatakan tradisi Bersih Desa Bulu sudah dilakukan sejak turun temurun, namun pada tahun ini dilaksanakan lebih meriah dan semarak. Tujuan digelarnya bersih desa utamanya adalah sebagai bentuk wujud rasa syukur warga desa kepada Allah SWT atas hasil bumi yang melimpah.
“Tradisi ini sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu, namun pada tahun ini kita gelar lebih meriah karena ada perbedaan rangkaian acara dari pada tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
“Tujuan kita gelar bersih desa ini tak lain adalah sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan hasil bumi yang melimpah pada warga Bulu, apalagi saat ini kita sedang dalam musim kemarau, pasti ada penurunan pendapatan hasil bumi, jadi melalui doa bersama yang kita lakukan ini sekaligus memohon pada sang pencipta agar diberikan hujan,” terangnya.
Selain itu, dengan acara bersih desa ini sekaligus juga sebagai ajang silaturahmi untuk mempererat kerukunan antar warga.
“Selain itu melalui acara ini kita harapan jalinan keakraban, kebersamaan, persaudaraan dan kerukunan dapat terbangun lebih erat, kemudian kegotong-royongan warga juga lebih meningkat,” tambahnya.
Dijelaskan Dedy pelaksanaan tradisi Bersih Desa selalu dilakukan setiap memasuki bulan Muharram atau bulan suro dalam penanggalan Jawa. Tentu hal itu mempunyai makna tersendiri karena telah dilakukan sejak zaman nenek moyang dahulu sehingga ia sebagai kepala desa yang menjabat saat ini tinggal meneruskan saja tradisi yang sudah ada.
“Ada empat tumpeng atau gunungan yang kita arak menuju punden, tradisi ini telah ada sejak zaman nenek moyang dahulu, saya sebagai Kepala Desa yang menjabat saat ini hanya meneruskan budaya yang sudah ada agar tetap terjaga keberadaannya dan tetap lestari,” pungkasnya.
Bersih desa bulu pada tahun ini digelar lebih bermakna sebab dalam pelaksanaan kedatangan tamu istimewa dari keluarga Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarto Hadiningrat yang secara khusus datang berkunjung untuk melibatkan diri dalam pelaksanaan gelaran tradisi Bersih Desa Bulu.
“Ini istimewanya karena kita kedatangan tamu dari Keluarga Abdi Dalem Kraton Yogyakarta Romo Projo Swasono dan sejumlah 7 abdi dalem lainnya, kemudian beliau juga membawakan tembang macapat, itu menjadi kebanggaan tersendiri kami disini,” tandasnya.
Bersih desa atau gotong royong memiliki makna mendalam yang masih dipegang oleh masyarakat yang melaksanakannya. Setiap kegiatan yang dilaksanakan selama pelaksanaan bersih desa, seperti berdoa bersama, berkumpul dan bertemu tetangga serta keluarga sambil mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan, merupakan nilai positif yang harus senantiasa dipegang.
Diharapkan dengan adanya tradisi bersih desa, nilai tersebut akan terus lestari meski zaman terus melangkah menjadi modern.
Untuk diketahui hadir dalam acara tersebut Kepala Desa Bulu beserta seluruh jajaran pemerintahan desa, 7 orang Abdi Dalem dari Kraton Yogyakarta, Camat Sukomoro, Kapolsek, Danramil, Kepala Sekolah SD setempat, beberapa kepala desa tetangga serta ratusan warga Desa Bulu hingga luar desa. (DK)
Related Posts
Tokoh Pemuda Magetan Andri Agus Setiawan Apresiasi Langkah Karang Taruna Sendang Agung Melestarikan Budaya Daerah Reog Ponorogo
Sarana Edukasi untuk Generasi Muda, Mas Andri Apresiasi Langkah Pemkab Nguri-nguri Budaya Melalui Gelaran “Joyo Jayaning Nuswantoro”
Lakukan Tradisi Setral, Bacabup Andri Agus Setiawan Nyekar di Makam Leluhur Magetan Jelang Bulan Suro
Atraksi Mendebarkan Kucingan, Akhiri Perayaan HUT ke-3 Komunitas Reog Ponorogo Gagrak Magetan
Geliatkan Eksistensi Budaya Reog Ponorogo, Gagrak Magetan Hadiri Event Tadarus Budaya Bersama Komunitas Seniman dan Seniwati Reog