Proyek Senilai 115 juta Embung Desa Sobontoro Karas Alami Keterlambatan Pekerjaan

Tag: , , , , ,

Magetan — Nusativi.com — Sesuai fungsinya, salah satu infrastruktur pertanian yang sangat vital adalah embung. Embung merupakan bangunan berbentuk cekung menyerupai kolam air yang berguna untuk mengatur dan menampung aliran air hujan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pasokan air bersih, air irigasi pertanian dan lain sebagainya. 

Biasanya embung dibangun di desa-desa agraris yang fokus pada sektor pertanian terutama di desa-desa yang memiliki curah hujan rendah.

Begitu pentingnya fungsi embung untuk menjaga ketahanan pangan desa maka pemerintah pusat melalui pokok pikiran salah seorang anggota DPR RI dari Partai PKB menggelontorkan anggaran senilai Rp115 juta untuk pembangunan Embung di Desa Sobontoro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, dana tersebut digelontorkan pada tahun anggaran (TA) 2023 kemarin, namun faktanya hingga saat ini proyek itu belum rampung, berkisar 60 persen pengerjaan. 

Berdasarkan informasi dari salah satu masyarakat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, proyek tersebut berasal dari Pokok Pikiran (Pokir) seorang anggota Legislatif dari DPR RI Partai PKB tahun 2023, dengan total anggaran yang turun sebesar Rp115 juta dengan rincian pengadaan barang Geomembran sebesar Rp65 jutadan sisanya Rp50 juta digunakan untuk pembelian bahan material.

“Anggaran yang turun itu melalui pelaksana teknis Dinas Pertanian (TPHPKP) Kabupaten Magetan, nilainya Rp115 juta mbak, Rp65 juta untuk Geomembran (Terpal) Embung, yang Rp50 juta untuk bahan material,” terangnya. Selasa, (09/01/2024). 

Pihaknya juga menyebutkan, bahwa ada kejanggalan pada pengerjaannya, yakni terjadinya keterlambatan pada proyek. Yang seharusnya terselesaikan maksimal pada akhir tahun 2023, namun hingga saat ini belum terselesaikan. 

“Itu kan masuk tahun anggaran 2023 mbak, harusnya akhir tahun harus selesai, tapi hingga saat ini masuk 2024, proyek itu tak kunjung rampung,” imbuhnya. 

Dilain sisi, saat awak media menghimpun informasi pada warga disekitar lokasi, menurut penuturan mereka memang proyek tersebut pekerjaannya diketahui sudah cukup lama namun belum dapat terselesaikan hingga saat ini. 

“Itu pengerjaannya sudah dari 2023 lalu mbak, tapi anehnya tidak serta merta langsung selesai. Kalau gak salah Desember lalu turun alat berat, pekerjanya dari orang jauh, pengerukan Embung dilakukanlah hanya sehari, setelah itu lama gak dikerjakan lagi,” tutur warga lainnya. 

“Baru mulai lagi beberapa hari ini setelah sekian lama pekerjaannya mandek,” imbuhnya. 

Atas dasar informasi dan keterangan sejumlah masyarakat tersebut, awak media mendatangi lokasi Embung untuk melakukan pantauan sejauh mana pembangunan dilakukan. Didapati, dilokasi sekitar ada 5 orang yang sedang melakukan pekerjaan, bahkan salah satunya dikatahui merupakan Ketua Kelompok Tani sekaligus Tim pelaksana proyek tersebut. 

Saat dimintai konfirmasi, Heni Ketua Kelompok Tani Desa Sobontoro mengakui memang proyek Embung tersebut mengalami keterlambatan pengerjaan. Itu disebabkan karena adanya kedatangan Geomembran yang terlambat sehingga mengakibatkan proyek tersebut molor hingga saat ini. 

“Memang agak terlambat, itu karena Geomembran/terpal juga baru datang Desember lalu, jadi itu menghambat pembangunan lainnya,” ungkapnya. Jum’at, (12/01/2024). 

Dijelaskannya, proyek tersebut menelan anggaran sebesar Rp115 juta, dan pembangunannya diperkirakan akan rampung pada 3 hari kedepan. 

“Ini sudah hampir rampung kok mbak, tinggal membuat pagarnya saja, insyaallah 3 hari kedepan akan selesai,” pungkasnya. (Vha/Dk)