Sudah Bayar Retribusi, Wisatawan Obyek Wisata Sarangan Tak Diberi Tiket Masuk

Tag: , , , , , , , ,

Magetan — Nusativi.com — Evaluasi dan perbaikan perlu dilakukan pada Obyek Wisata Sarangan saat ini, dari mulai sistem, fasilitas umum, sarana dan prasarana perlu untuk ditingkatkan agar pengunjung merasa nyaman.

Namun sejumlah fakta tak baik terungkap saat awak media menghimpun data di Obyek Wisata Telaga Sarangan. Sebelumnya, adanya dugaan kebocoran anggaran berhembus kencang dan masih menjadi isu liar hingga saat ini.

Pada Jum’at, (09/02/2024) kemarin, sejumlah wisatawan/pengunjung Sarangan membeberkan fakta menarik yang perlu untuk diungkap. Mereka mengaku membayar retribusi masuk ke obyek wisata namun faktanya tidak diberi bukti pembayaran berupa (tiket/karcis).

Bukan hanya satu atau dua orang saja, bahkan hal itu juga terjadi pada sejumlah rombongan yang berkunjung ke Sarangan pada hari itu.

Mengacu pada Peraturan Bupati Magetan Nomor 55 Tahun 2017 tentang Tarif Restribusi Masuk Wisata Telaga Sarangan. Rincian harga tiket masuk Telaga Sarangan 2023 yakni Dewasa : Rp20 ribu per pengunjung. Anak-anak : Rp10 ribu per pengunjung.

Namun kesemrawutan sistem terjadi saat adanya transaksi tawar menawar retribusi yang saat ini masih menjadi problema yang menyebabkan pendapatan anggaran Sarangan tidak maksimal, ditambah dengan perilaku sejumlah oknum petugas tiket yang nakal dapat menyebabkan kerugian bagi daerah.

Salah satu pengunjung dari luar daerah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dirinya datang bersama temannya sekitar pukul 11.00 wib. Saat sampai pada petugas loket dirinya dimintai retribusi masuk sebesar 40 ribu untuk dua orang, namun ada tawar menawar dan akhirnya disepakati hanya membayar Rp20 ribu saja.

Ketika ditanya mengenai tiket masuk, dirinya mengaku tidak diberi bukti pembayaran berupa karcis/tiket. Setelah membayar ia dan temannya dipersilahkan masuk ke obyek wisata Sarangan.

“Saya masuk bersama teman saya, dua orang kan harusnya bayar tiket Rp40 ribu, tapi saya tawar menjadi Rp20 ribu untuk dua orang,” terangnya.

“Setelah membayar saya juga tidak diberi bukti pembayaran (karcis/tiket) masuk,” imbuhnya.

Hal senada juga disampaikan oleh sejumlah pengunjung dari Kabupaten Boyolali. Rombongan pelajar dari salah satu SMA di Jawa Tengah itu berjumlah 7 orang.

Mereka mengaku, hanya membayar sebesar Rp100 ribu rupiah saja untuk retribusi masuk Obyek Wisata Telaga Sarangan. Padahal jika dihitung, total retribusi masuk yang harus mereka bayarkan sebesar Rp140 ribu untuk 7 orang pengunjung.

“Kami rombongan 7 orang, saat di loket masuk hanya dikenakan retribusi Rp100 ribu, katanya ada paket gitu, jadi kami dapat diskon,” terangnya.

Ketika ditanyai terkait dengan bukti pembayaran, dari mereka satupun tidak diberi tiket/karcis masuk oleh petugas dibagian loket. Usai membayar sesuai jumlah kesepakatan, mereka langsung dipersilahkan untuk masuk obyek wisata.

“Kami ini rombongan 7 orang dari Boyolali, masuk tadi awalnya dimintai retribusi Rp140 ribu, tapi dapat diskon menjadi Rp100 ribu, katanya ada sistem paket begitu,” ungkapnya.

“Tapi dari kami satupun tidak diberi bukti pembayaran baik itu tiket maupun karcis masuk,” ujarnya.

Dilain sisi, saat awak media menanyakan pada salah satu pelaku usaha wisata di Sarangan menyampaikan bahwa hingga saat ini, retribusi masuk obyek wisata masih menggunakan sistem manual (Karcis/Tiket), belum menggunakan tiket elektronik (e-Ticketing) yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan.

“Tiket Sarangan masih manual kok mas, masih menggunakan karcis masuk, belum e-Ticketing,” pungkasnya. (DK)